Pertanyaan :
Seorang hafidzoh yang sedang haid, sudah ada janji untuk mengisi acara sima’an. Bagaimana kalau diteruskan (tetap membaca ayat-ayat al-Qur’an) dengan niat membaca do’a atau dzikir?
Jawaban :
Hukum membacanya bagi Hafidzoh diperbolehkan apabila tidak qoshdul qiroáh (bertujuan membaca)
( مسألة ى )
يكره حمل التفسير ومسه إن زاد على القرآن وإلا حرم. وتحرم قراءة القرآن على نحو جنب بقصد القراءة ولو مع غيرها لا مع الإطلاق على الراجح ولا بقصد غير القراءة كرد غلط وتعليم وتبرك ودعاء
Makruh membawa dan memegang Tafsir yang jumlahnya melebihi tulisan qurannya, bila tidak maka haram.
Dan haram membacanya bagi semisal orang junub bila bertujuan untuk membacanya meskipun alQurannya bersama tulisan lain tapi tidak haram baginya bila memutlakkan tujuannya menurut pendapat yang kuat dan juga tidak haram tanpa adanya tujuan membacanya seperti saat membenarkan bacaan yang salah, mengajar, mencari keberkahan dan berdoa. [ Bughyah al-Mustarsyidiin ].
Referensi :
Kitab Bughyatul Mustarsyidin