Allah Swt itu tidak menyuruh manusia untuk mengejar rezeki, karena sesungguhnya rezeki sudah dijamin dan menjadi tanggung jawab Allah Swt.
Anda kalo tidur, lalu pagi bangun tiba-tiba telah dianggap/mengaku sudah Sholat Subuh, itu kan tidak mungkin. Tapi kalo tidur kemudian bangun pagi, tiba-tiba istri atau adikmu nyuapin kamu pisang goreng, itu mungkin apa tidak ?Jawabannya mungkin saja. Itu secara logika saja.

Atau pernah gak kamu dengar ada orang jalan-jalan lalu menemukan ilmu satu plastik kresek, dan tiba-tiba hapal Al-Qur’an, kan tidak mungkin
Tetapi jika ada orang jalan-jalan lalu mendadak nemu duit satu plastik kresek, itu mungkin apa tidak ? …
Maka sesungguhnya yang tidak dijamin oleh Allah Swt adalah Amal dan Ilmu, makna tidak dijamin disini yaitu WAJIB DIPERJUANGKAN.

Sementara rezeki itu jika bukan jatahmu, maka tidak akan menimpamu meskipun jatuh bangun kamu berusaha meraihnya. Sebaliknya rezeki itu akan serta merta mendatangimu jika memang sudah jatahmu meskipun kamu tidak mengupayakannya.

Namun perlu dicatat, bahwa tidak “ngoyo” mencari rezeki karena yakin akan jaminan Allah Swt itu letaknya di dalam hati. Bukan terlihat di perilaku fisiknya.

Maka bisa saja kamu melihat orang seolah “kedunyan” karena terlihat jungkir balik mencari uang, tetapi hatinya pasrah dan tidak “ngoyo” terhadap Rezeki Allah Swt. Sebaliknya, bisa juga kamu melihat orang seolah santai terhadap dunia tetapi sesungguhnya hatinya dipenuhi dengan kekhawatiran mendapatkan rezeki dari Allah Swt.